Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh ^_^
Halo adek-adek, teman-teman, dan mas mbak semua. Apa kabar
nih? Hehe semoga sehat selalu yaa ;)
Oke, kali ini saya akan menulis pengalaman saya plus tips & trik dari saya pribadi dalam
menempuh Ujian Saringan Masuk (USM) Politeknik Keuangan Negara (PKN) Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada tahun 2017 kemarin sesuai janji saya di
medsos dan tulisan di blog saya sebelumnya maupun request dari beberapa adik
kelas saya. Sebelum itu, alangkah lebih baik kalau kita saling kenal dulu lah
ya hehe karena tak kenal maka tak sayang :D ya masa sih enggak sayang, kan
sesama manusia harus saling sayang menyayangi ye kan wkwkw
Nama saya Nurul Hidayah asal Pekalongan dan sekarang
alhamdulillah duduk di bangku kuliah semester 2 PKN STAN prodi D3 Akuntansi
(saya angkatan 2017). Tulisan saya di bawah ini merupakan pengalaman saya murni
yang ikut seleksi USM PKN STAN di Semarang (jadi ada 27 tempat tes yang bisa
dipilih peserta). Saya memilih Semarang karena yang terdekat dari Pekalongan
adalah Semarang sekaligus di Semarang ada saudara disana. Nah, biar gapake
acara molor-molor kuy lanjutkan membaca blog saya tentang pengalaman berjuang
masuk PKN STAN di bawah. ;)
Check this out .......
Saya mulai mengenal PKN STAN dari kakak saya yang lolos
seleksi masuk PKN STAN tahun 2015. Sekarang, ia adalah mahasiswa tingkat 3
prodi D3 Akuntansi di PKN STAN. Namanya Muhammad Baidarus. Sejak itu, kakak
saya jadi ‘terkenal’ di SMA terutama dikenal guru-guru kami (kami satu SMA).
Perjuangan saya agar bisa masuk lolos PKN STAN dimulai pada saat kelas 11. Saya
mulai ikut Try Out USM PKN STAN yang diselenggarakan organda Ikatan Mahasiswa
Pekalongan Batang (IMAKABA). TO ini diadakan pada 28 desember 2015. Kakak saya
menjadi salah satu panitianya. Meski belum tau apa-apa tentang jenis soal tes
USM, saya mengajak teman-teman di sekolah untuk ikut TO ini. Dan beberapa
akhirnya ikut sekaligus membeli buku USM 2016 (padahal lulus sekolah 2017 :v).
Setelah acara TO selesai, pengumuman nilai pun keluar di papan pengumuman. Saya
mendapat peringkat 29 dari seratus sekian orang. Tetapi, TBI saya tidak lolos
nilai mati sehingga saya dinyatakan TIDAK LULUS L(.
Pemeringkatan tersebut berdasarkan skor kami masing-masing.
Di pertengahan tahun 2016, barulah saya benar-benar ingin
mempersiapkan diri untuk menghadapi USM karena saya sudah kelas 12. Sejak naik
kelas 12 ini, saya didorong oleh orangtua saya untuk latihan lari yang
merupakan tes tahap 2 di USM. Yap, saya turuti kemauan ortu saya dengan jogging
tiap minggu pagi. Porsi awal saya, hanya dapat satu putaran dengan keliling
kurang lebih 300 meter. Payah sekali ya? Memang, namanya juga first day latihan.
Saya betul-betul merasa capek sekali meski cuma 1 putaran. Itulah slah satu godaan
dalam berjuang. Selalu malas melakukannya. Ortu saya selalu memotivasi latihan
saya, sehingga tiap minggu berikutnya saya jogging, saya tambahkan 1 putaran.
Sampai mendekati UN, saya sudah dapat 6 putaran atau ketika sudah lelah lari
sekian belas menit saya istirahat. Ini
tips untuk kalian semua calon STANERS. Latihanlah dari sekarang kalau ingin
sukses di USM nanti. Latihan ini akan sangat mempengaruhi kemampuan kalian di
tahap 2. Ibaratnya gini, untuk apa lolos tahap 1 kalau tahap 2 gagal karena
malas berlatih lari?. Makanya, biar perjuanganmu gak sia-sia di tengah jalan
mulailah latihan. Gak bakal rugi juga kok kalau kalian latihan. Justru ini
mendukung dan menentukan kamu apakah mau LANJUT atau BERHENTI. Karena, latihan
ini bisa melatih daya tahan tubuh kamu. Ketika latihan lari kok porsi larimu
sudah banyak, pas USM pun bakal terasa ringan. Jangan menyepelekan tes ini
ketika kamu merasa bisa TANPA LATIHAN. Di luar sana, ratusan ribu pesaingmu
sedang semangat-semangatnya latihan tak peduli ia sudah mampu atau belum. Kalau
yang benar-benar sudah mampu saja tetap latihan, apalah dayamu yang sombong
dengan kemampuanmu yang gak ada apa-apanya dengan mereka?. Oiya, kalau latihan
juga jangan pasang gengsi, nanti malah gak jadi latihan. Ngapain gengsi? Toh
orang-orang yang liat kamu biasa aja kok. Saya serius lho ini wkw dua rius
malah.
Lanjut yaa.. Pada
semester ganjil kelas 12, saya masih agak santai disini. Namun begitu, saya
sambil buka-buka buku USM yang saya miliki dan latihan mengerjakan untuk bekal
ujian tahap 1. Karena keluarga saat itu tidak mampu membiayai jika saya ikut
bimbel khusus masuk PKN STAN, saya pun berusaha sendiri dengan belajar mandiri.
Saya punya 4 buku USM. Yang 2 adalah buku USM dari kakak saya (buku USM 2015)
dan yang 2 lainnya buku USM 2017. Untuk yang buku USM 2017, saya dapatkan yang
pertama dari kakak saya juga (ia membelikan buku itu untuk saya dari Bintaro)
pada akhir bulan Desember pas kakak saya pulang liburan semester 3. Sedangkan
yang satunya, dikirim oleh kakak-kakak dari Dirjen Bea dan Cukai. Kok bisa
dikirimi mereka? Jadi, ada kakak-kakak dari DJBC menawarkan buku USM gratis +
free ongkir. Lalu kakak saya mendaftarkan diri untuk dikirim ke rumah Pekalongan
untuk saya. Buku USM ini berasal dari bimbel ADZKIA STAN (recommend banget buat
kalian karena bagi saya buku ini bagus banget, pembahasannya lengkap, TPA ada
cara penghitungannya secara detail dan pembahasan TBInya dijelaskan secara
rinci). Dari keempat buku USM ini, saya paling suka yang dari ADZKIA. Buku ini
dikirim kayaknya sekitar bulan Januari (saya lupa). Nah, selain 4 buku ini,
saya juga belajar TBI dari buku khusus belajar grammar. Saya meminjamnya dari
Bu Ayu, tetangga saya yang merupakan guru bahasa inggris di sekolahnya. Buku
ini juga yang dipakai kakak saya dulu sewaktu ia akan ikut seleksi. Oke, kelas
12 semester 1 diwarnai belajar untuk UTS, UAS, Try Out UN, latihan lari tiap
minggu dengan porsi lari selalu ditambah dan sedikit belajar TPA TBI.
Mulai tahun 2017 yang mrp semester 2, yuhuuuu semester
paling seru bagi saya. Di bulan januari, saya sibuk dengan materi UN dan cari
info SNMPTN & Bidikmisi. Belajar saya untuk USM masih sama, latihan soal
dari file-file yang diberikan kakak saya dan buku USM serta buku grammar. Nah, tips yang kedua nih. Adakan Tryout
mandiri (kerjakan sendiri dan koreksi sendiri dengan cara dicocokkan dengan
kunci jawaban). Yang masih salah-salah, langsung dicari letak kesalahannya.
Kalau saya, selain TO mandiri, saya sering ikut TO Online gratis yang
diselenggarakan mas Shodiq. Mas Shodiq ini dengan nama akun Fbnya Boy Farid,
waktu itu sering ngadain To Online gratis maupun berbayar dengan
menyebarluaskan info lewat Fb. Saya selalu ikutnya yang gratis hehe meski tidak
pernah lulus tapi saya pasti selalu mendaftarkan diri ke mas Shodiq untuk
mengetahui kemampuan saya. Waktu itu sampe menghabiskan uang puluhan ribu
rupiah agar bisa mengerjakan TO di warnet (saya belum punya PC atau laptop
sendiri). Lagi-lagi, meski ketika pengumuman saya tetap belum lulus, saya tidak
menyerah.
Mulai februari nih. Saya mulai memantau web resmi PKN STAN
sesuai amanat kakak saya sambil belajar untuk Tryout UN, US, USBN, dsb. Tak
lupa juga buka buku USM. Jreng-jrengggg..... akhir Februari pengumuman
pendaftaran PKN STAN keluar. Langsung saya membacanya dengan teliti dan hati-hati
agar nantinya tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Prosedur pertama
dilakukan dengan pendaftaran online di web Panselnas terlebih dahulu. Tips ketiga nih, kalau nanti pengumuman
pendaftaran sudah keluar, ketika mendaftar di web Panselnas, kalian harus
bener-bener teliti ya dan cermati baik-baik setiap informasi. Jangan buru-buru
trus langsung klik-klik aja, karena misal kalian tidak sabar untuk menunggu
Loading dan berasumsi kalau klik-klik saja dapat mempercepat proses, itu SALAH
BESAR. Cerita pengalaman dari seseorang, ia tidak membaca teliti prosedur. Jadi
gini, kan ada aturan tuh setiap pendaftar PTK hanya boleh melakukan pendaftaran
pada satu PTK dan pendaftaran itu dilakukan ketika mendaftar di web Panselnas
(yang akan didaftarkan adalah NIK kalian masing-masing). Nah, dia niatnya mau
daftar PKN STAN tapi dia iseng buka-buka tuh yang BPS alias untuk pendaftaran
STIS bukan PKN STAN yang bagian Kementerian Keuangan. Trus dia nulis tuh NIK
disana dan akhirnya ia calon pendaftar STIS bukan PKN STAN karena akun NIK nya
tidak bisa didaftarkan lagi di Kemeterian lain. Padahal, ia persiapannya
seleksi PKN STAN. Akhirnya tahun 2017 itu, ia gagal mendaftar PKN STAN hanya
karena masalah SEPELE. So, nanti pokoknya kalau ada informasi baca dulu ya info
itu secermat mungkin. Setelah mendaftar di web panselnas, nanti akan dapat
akun dan password dari email yang dikirim panselnas setelah kita melakukan
pengisian di web Panselnas itu. Akun ini akan digunakan untuk Log In atau
mendaftar di web PTK masing-masing sesuai pendataan di web panselnas. Seperti
tadi yang saya bilang, kalau di web panselnas daftar di Kemenkeu, maka akun tsb
akan digunakan untuk login di web PKN STAN dll (tenang, di web panselnas juga
akan ada keterangan masing-masing kok secara jelas, tinggal kalian membacanya
dengan teliti).
Masih paham sampai sini? Hehe. Sewaktu saya daftar di web
PKN STAN, tidak langsung berhasil dalam hari itu juga. Ketika itu saya gagal
berkali-kali dalam 3 hari. Saya juga mencobanya di tengah malam (dini hari) dan
hasilnya pun nihil. Tidak Cuma itu, saya juga sempat dibantu oleh kakak saya
namun hasilnya tetap saya. Kok bisa kak? Itu semua disebabkan karena
kemungkinan server down. Apa sih server down? Istilahnya gini, ketika ada jalan
berukuran lebar 3 meter dan yang sedang ingin melewati jalan tersebut banyak
sekali hingga melebihi kapasitas sebenarnya jalan tsb, maka yang terjadi adalah
kemacetan panjang. Sama seperti internet, ketika web PKN STAN hanya menyediakan
kapasitas akses sebesar misal 3000 orang, dan yang mengangkses ternyata 10ribu
orang maka yang terjadi adalah server down. Di bagian ini, kalian harus
benar-benar sabar menunggu dan terus mencoba sampai berhasil (walaupun agak
kesel kalau gagal terus wkw). Kenapa sih bisa gitu? Ya namanya juga awal-awal
pendaftaran, pasti yang akses gak cuma seribu atau duaribuan orang tetapi
puluhan ribu pendaftar sedang berlomba-lomba jadi pendaftar teratas. Tips selanjutnya nih buat kalian.
Sebenarnya bukan tips sih, tapi sekadar saran dari saya. Nanti lebih baik
kalian mendaftar pada tanggal awal-awal pendaftaran. Sedikit pengalaman dari
saya nih, pas saya udah berhasil daftar di web PKN STAN dan bisa cetak BPO
(Bukti Pendaftaran Online), saya mendapat nomor urut 518 dari sekian pendaftar
PKN STAN yang memilih tempat tesnya di Semarang. Dan untuk Semarang, jadwal
verifikasi rata-rata 800 orang per hari (jadwalnya berdasarkan nomor urut
pendaftaran online tsb). Jadi saya verifikasi berkasnya hari pertama dan
mendapat nomor BPU no.25 (nomor ini sekali lagi untuk di Semarang lho ya,
aslinya BPU saya 12.03.00025). Untuk pengalaman verifikasi berkasnya sendiri,
saya ceritakan di bawah ya. Nah, karena daftarnya di awal-awal pendaftaran, dari
setiap tes sampai daftar ulang setelah diterima pun mendapat jatah pada hari
pertama. Apa sih untungnya? Salah satunya yaitu ketika pas TKK (tahap 2). Saya
dapat hari pertama dan datang sampai di tempat tes pukul 6 pagi lalu dapat
antrian no 140 sekian (kalau gak salah nomor 141, saya lupa). Nah pas hari
kedua, karena berdasarkan pengalaman peserta yg TKK di hari pertama (semakin besar
nomor antrian, maka tes larinya akan semakin siang) ada yang datang pada jam
dini hari agar bisa dapat antrian awal. Apalagi ketika hari-hari berikutnya,
pada jam 6 pun hampir seluruh peserta sudah ada di tempat tes (kalau di
Semarang, setiap 1 hari ada 260an peserta TKK). Paham kan ya? Itulah hikmahnya
daftar awal, selain itu juga kalau sudah selesai mendaftar pun ketika mau
belajar tidak kepikiran, tinggal nunggu hari H tes aja.
Oke, setelah daftar online di web PKN STAN saya menunggu
pengumuman jadwal verifikasi berkas yang dijadwalkan akan keluar pada 17 Maret
2017. Waktu itu, entah keteledoran saya atau gimana, pada tanggal 16 sorenya,
saya baru ingat bahwa esoknya akan pengumuman jadwal verif sedangkan saya belum
transfer uang untuk biaya pendaftaran yg sebesar 250K itu. Jadi, kejadiannya
begini : di daerah saya ada sih Bank Mandiri, tapi saya disarankan untuk
transfer uang tsb lewat Bank Mandiri yang ada di kota. Kenapa gitu? Berdasarkan
3 pendaftar sebelumnya (kakak saya sendiri, tetangga, dan kakak kelas saya),
kakak kelas saya yang gak lulus seleksi USM karena transfernya di Bank Mandiri
yang ada di daerah saya itu sementara kakak saya dan tetangga transfernya di
Bank Mandiri kota. Ini sebenarnya alasannya gak nyambung banget karena kalau
udah transfer ya pasti ada tanda bukti buat verifikasi dan gak ngaruh ke hasil
ujian nantinya meskipun berbeda Bank, tapi intinya itulah alasan kenapa saya
harus transfer uangnya di Bank Mandiri yang ada di kota. Nah, pas tanggal 16
sore, saya baru koar-koar deh ke ibu saya dan ibu saya marah karena khawatir
aku gagal mendaftar USM. Akhirnya sore itu, nekad berangkat ke kota buat
transfer dengan diantar kakak perempuan saya naik bus. Yap, padahal jam sudah
jam 4 tapi saya maksa untuk diantar kesana. Dan akhirnya dugaan saya benar,
Bank sudah tidak ada orang dan pak satpam bilang bahwa Bank sudah tutup jadi
datanglah besok saja, begitu. Dengan sedikit kecewa, saya pulang. Esoknya,
sepulang sekolah saya langsung pergi ke kota untuk transfer. Saya yang tadinya
tidak berani sendirian naik bus ke kota, akhirnya berani. Di Bank mandiri itu,
saya bilang ke pak satpam mau transfer uang untuk pendaftaran STAN. Yeay, pak
satpam langsung paham dan cerita kalau sebelumnya juga ada siswa yang transfer
juga. Kemudian, pulanglah saya dengan lega dan membawa bukti transfer yang
dikasih dari bank. Dan sorenya, keluarlah pengumuman verifikasi berkas tsb.
Jadi intinya : gapapa kok transfer terakhiran asal udah daftar aja dan
transfernya sebelum jadwal verifikasimu karena waktu di verifikasi ntar
dimintain berkas-berkas yang salah satunya yaitu bukti transfer. Jadi gausah
panik ya, biar saya aja yang ngerasain kepanikan ini wkw
Verifikasi berkas saya mendapat tanggal 21 maret 2017 atau
hari pertama. Waktu itu, saya masih ada USBN. Maka dari itu, saya izin ke
sekolah untuk nantinya ikut ujian susulan. Tanggal 20 siang, saya berangkat
dari Pekalongan ke Semarang. Saya dijemput kakak sepupu saya mbak Wiwit dan
tinggal di rumahnya. Paginya, saya
diantar ke tempat verifikasi berkas yaitu di Gedung Keuangan Negara 1 di jalan
pemuda Semarang. Tips lagi buat kalian
nih, pas verifikasi berkas, siapkan semua berkas yang ditentukan dan jangan
sampai ada yang tertinggal. Jangan lupa bawa lem untuk menempelkan yang perlu
ditempel. Perhatikan ketentuannya sebaik mungkin, jangan sampai ada yang
kelewatan. Saya waktu itu sampai memfotokopi 2 atau 3 bendel raport plus
legalisir dari sekolah untuk cadangan padahal kalau yang dibutuhkan satu ya
satu. Nah, selanjutnya, pagi itu setelah open gate kami harus menunjukkan
BPO (Bukti Pendaftaran Online) yang belakangnya ada fotokopi identitas rapor
berlegalisir dengan satu berkas lain (saya lupa). Lalu, sebelum naik ke lantai
3, kami antri untuk mendapatkan nomor urut dan stempel. Jam sudah menunjukkan
jam 8 pagi. Di salah satu ruangan di lantai 3 kami dikumpulkan untuk dicek
berkas-berkas kami dan berfoto. Pada hari pertama ini, ada masalah gaes,
aplikasi untuk cetak BPU (Bukti Peserta Ujian) sedang error. Maka dari itu kami
harus menunggu sekitar 2 jam an untuk dapat mencetak BPU meskipun ada beberapa
yang sudah bisa dicetak BPU nya. Pas itu saya beberapa kali maju untuk
diperiksa berkasnya tetapi harus duduk kembali karena masalah ke-error-an
aplikasi tadi. Ketika menunggu ini, saya berkenalan dengan yang namanya Riska
dari SMA 1 Brebes. Kami saling sharing dan ternyata dia ikut bimbel SS. Pas
masuk ruangan dan menunggu aja saya udah pesimis banget liat saingan-saingan
saya nantinya yang disitu karena mereka terlihat berotak encer. Nah, di sela-sela
kegabutan kami, panitia PMB PKN STAN yang bertugas, mengisi waktu untuk berbagi
pengalaman beliau-beliau semasa kuliah dan lulus dari STAN. Dari situ, saya
mendapat motivasi untuk mempersiapkan tes dengan sungguh-sungguh. Setelah
beberapa lama, akhirnya saya maju lagi. Ditanya berkas-berkasnya habis itu
cekrek foto trus diprinkan BPUnya. Setelah itu, nempelin foto 4x6 yang saya
bawa dari rumah di BPU pake lem yang udah disediakan oleh panitia PMB. Habis
itu, ganti ke meja panitia lain lagi untuk meminta tanda tangan beliau. Dannn
selesai deh dapet BPU. Jadi gambaran
verifikasi itu gini gaes. Kami datang pagi-pagi biar dapat antrian awal. Karena
kalau datangnya siang, otomatis cetak BPUnya juga siang. Oiya, ingat ya buat
kalian, sekali lagi baca peraturannya. Kalau disuruh pake hitam putih ya pake
kostum sesuai ketentuan aja gausah aneh-aneh. Kalau gaboleh pake celana/rok berbahan
jeans ya yaudah gausah pakai. Karena kalau melanggar aturan, sama aja
menghambat berjalannya seleksi PMB yang sanksinya kalian disuruh pulang ganti
baju dulu sesuai ketentuan. Oke, setelah antri seperti yang saya tulis diatas,
kami disuruh masuk area GKN untuk antri lagi mendapat nomor urut. Waktu itu
saya dapat nomor urut 31 atau 32 gitu (lupa lagi wkwk). Kemudian, kami naik ke
lantai 3 karena memang tempat verifnya disediakan di lantai 3 gedung GKN. Lalu
duduk manis di bangku-bangku yang udah disediakan. Rupanya panitia juga baru
persiapan. Trus setelah jatahnya nomor urut, saya maju ke depan (duduk di
bangku di depan panitia pemeriksa berkas sekaligus ada komputernya untuk
memfoto saya. Setelah selesai, BPU saya diprintkan lalu diberi petunjuk bagaimana
alur setelahnya. Habis itu saya menempelkan foto di meja yang udah disediakan.
Lalu saya berjalan ke meja panitia yang akan menandatangani BPU saya. Jadi
semuanya ada 3 alur ya. Setiap alur ada beberapa meja, karena kalau
meja/panitia di tiap alur Cuma satu-satu akan memakan waktu banyak kan. Setelah
itu, done. Saya keluar dari GKN. Saya memberitahu kakak sepupu saya tadi
kalau verif saya sudah selesai. Saya belum berani naik gojek/grab karena belum
pengalaman dan gatau alamat saudara saya itu. Gak lama kemudian saya dijemput.
Siangnya saya langsung pulang ke Pekalongan naik bus coyo yang agennya ada di
Krapyak Semarang.
Lanjut ya.. setelah verifikasi berkas, saya punya waktu 1
bulan untuk mematangkan persiapan saya di USM. Tanggal 23 April pun tiba yang merupakan
tanggal ujian tahap 1 (tanggal 23 ini hari minggu ya gaes). Waktu itu sudah
selesai UNBK ya. UNBK dilaksanakan kalau gak salah tanggal 10-13 April 2017.
Nah, saya mendapat tempat ujian di UPGRIS (Universitas PGRI Semarang) sesuai
BPU saya. Saya ke semarang naik kereta tanggal 21 April. Ada waktu 1 hari untuk
persiapan mental saya. Minggu dini hari, saya seperti biasa saya sholat tahajud
untuk meminta kemudahan dan kelancaran dalam mengerjakan ujian. Habis itu saya
review materi TBI. Paginya, saya berangkat pagi-pagi diantar keluarga kakak
sepupu saya dari Banyumanik Semarang ke UPGRIS. Ketentuan mulai mengerjakannya
jam 08.00 untuk WIB dan disarankan untuk datang 1 jam sebelum ujian dimulai.
Dari Banyumanik, saya berangkat jam 6 lebih 15 menit. Tiba di UPGRIS hampir jam
07.00. Oiya, sebelumnya kami peserta USM disuruh survei tempat dan ruangan ujian yang akan kami tempati. Ini
sebenarnya gak wajib sih tapi biar hafal nantinya di ruang mana kan jadi tau
kalau udah survei. Namun karena saya udah di Banyumanik dan mbak Wiwit masuk
kerja dan pulangnya sore, akhirnya mbak Wiwit yang berinisiatif untuk survei
tempat & ruang ujian saya. Kenapa gitu? Jadi gini gaes, Banyumanik itu ada
di daerah perbukitan di Semarang. Dan mbak Wiwit jadi dosen di STIE Widya Manggala
yang tempatnya di wilayah bawah. Ada bu dhe yang rumahnya ada di daerah bawah,
tapi karena rumahnya kecil, saya gak bisa tidur disana. Makanya saya tinggalnya
di Banyumanik. Kali ini, saya di Banyumanik bareng kakak sepupu saya mas Titis
dari Jepara. Dia di sini karena akan mendaftar TNI. Pas verif dulu saya
sendirian di H-1nya. Kalau saya sendiri yang survei, mbak Wiwir akan
bolak-balik ke Banyumanik jemput saya lalu balik lagi ke rumah. Nah biar
efektif, sabtu sore itu mbak Wiwit yang survei ke UPGRIS lalu pap dimana ruang
saya. Paham kan ya? Hehehe... oke, lanjut cerita pas saya udah di UPGRIS
minggu pagi itu. Sampai di UPGRIS, di gerbang ada yang menawarkan papan ujian
dan kondisinya ramai sekali karena banyak orangtua yang mengantar putra-putrinya
ikut seleksi USM. Jadi di semarang itu USM tahap 1 nya gak cuma di UPGRIS, ada
yang di UMS, dan ada yang di UDINUS. Ruang ujian saya yaitu di ruang 2 yang ada
di lantai 4. Pas di lantai 2, saya dan mbak Wiwit di hadang panitia agar saya
berjalan sendiri ke ruang saya (yang mengantar gaboleh naik). Oke gapapa, saya
langsung salim sama mbak Wiwit dan minta doa restu dari beliau lalu berjalan ke
tangga. Di tangga, saya bertanya ke salah satu peserta USM juga yang kebetulan
juga mendapat ruang ujian di lantai 4. Setelah itu, saya mencari ruangan yang
bertulisan R-002 lalu duduk di depan ruangan tsb. Disitu sudah banyak peserta
yang hadir tapi saya sendirian duduk disana karena gak kenal sama mereka dan
gak berani berkenalan :’(. It’s okay. Ketika itu juga, rasa pesimis dan
ketegangan saya semakin besar untuk bisa lolos tahap 1 karena melihat mereka
yang terlihat agresif (pinter gitu) apalagi ketika mereka bareng-bareng buka
buku usm. Dan saya ikutan buka buku usm saya sendiri. Menurut pengalaman kak
Misbakhul Ulum (D1 pajak 2016 BDK Pontianak) yang menulis pengalaman seperti
ini di blognya, dia ngasih tips buat gak belajar pas mau ujian, karena akan
menghilangkan konsentrasi mengerjakan nantinya pas ujian. Kalau bagi saya sih
fine fine aja. Tergantung masing-masing orang. Jam setengah 8an lebih kami
masuk ruang ujian. Di dalam ruangan pun ternyata daritadi sudah ada pengawas
ruangannya. Di dalam, rasanya seperti lama sekali. Tidak dimulai-mulai ujiannya
padahal di ketentuan dimulai jam 08.00. Segala macam hp disuruh dimasukkan ke
tas dalam kondisi nonaktif agar tidak mengganggu proses berjalannya ujian. Yang
ada hanya pensil 2B komputer, papan ujian, bolpen, penghapus karet, dan
penggaris. Karena menunggu lama, rasa deg-degan saya dan ketegangan saya
semakin tinggi takut tidak bisa mengerjakan. Di ruang itu, ada yang kepanasan
dan berkeringat karena kena sinar matahari padahal AC nyala. Tempatnya nyaman.
Berbeda dengan cerita teman sekelas saya yang dapat tempat ujian di UMS.
Katanya tempatnya di outdoor seperti lapangan yang panas sekali. Itulah kenapa
saya menyarankan untuk daftar di awal-awal buat kalian, sedangkan mereka daftar
di akhir-akhir. Di sela-sela menunggu itu, pengawas membacakan tata tertib dan
berusaha menenangkan kami agar tidak terlalu tegang. Cukup lama gaes rasanya
menunggu waktu itu. Bahkan saya merasa mulai ujian kayaknya jam 09.00. Ketika
dimulai, saya berusaha fokus mengerjakan. Seperti pas TO, saya mengerjakan dari
yang paling mudah. Oiya, pas pengisian
identitas maupun nomor seri soal jangan sampai salah karena kesalahan sedikit
saja akan menjadikan lembar jawab TIDAK BISA DIKOREKSI. Setelah waktu TPA
habis, pengawas membagikan soal TBI lalu menyuruh peserta meletakkan soal TPA
di bawah karena memang setelah waktu TPA habis tidak boleh mengerjakan TPA lagi
pada waktu TBI. Pas ujian, ada beberapa pensil peserta jatuh karena tegang atau
kenapa termasuk saya (kalau saya mah kesenggol tangan saya yg tidak disengaja).
Oke, setelah ada bel yang menandakan waktu pengerjaan TBI telah habis, kami meninggalkan
ruang ujian. Dari TPA dan TBI saya kasih
tips and trik nih. Untuk pengerjaan TPA, tentukan bagian soal yang mana yang
harus dikerjakan terlebih dahulu sesuai kemampuan kalian atau berdasarkan hasil
TO kalian. Kalau saya nih ya, untuk TPA saya awali dengan bagian soal yang
awal-awal seperti arti kata, sinonim, antonim, analogi sebagai pemanasan (saya
kerjakan sepengetahuan saya aja, kalau gak tau arti katanya ya saya kosongkan).
Habis itu langsung loncat mengerjakan yang bagian premis/kesimpulan pernyataan.
Dilanjut gambar yang bagian akhir lalu deret bilangan/huruf. Setelah itu ke
matdas atau matematika dasar. Saya benar-benar teliti agar tak ada yang salah,
jikalau ada yg salah ya setidaknya sedikit. Setelah matdas, saya mengerjakan
matematika soal cerita sampai waktunya habis. Patokan saya 2 menit maksimal
untuk tiap soal. Kalau saya menghabiskan waktu lebih dari 2 menit pada satu
soal, saya akan tinggalkan soal tsb. Jadi, untuk yang soal paragraf dan logika
posisi TIDAK saya kerjakan karena saya minim kemampuan di bagian itu sekaligus
saya merasa akan menghabiskan waktu lama dan tidak menjamin benarnya jawaban. Nah,
dari pekerjaan saya tsb, saya kurang lebih mengerjakan sekitar 70an lebih soal
TPA. Untuk yang TBI, saya mengerjakan urut sesuai soal, tidak seperti TPA.
Hanya saja, no 161-180 (20 soal terakhir yang merupakan soal reading
comprehension) saya blokkan pada opsi B. Kenapa begitu? Ya saya tau diri
bahwasanya saya kurang pandai di soal-soal bacaan apalagi Bahasa Inggris. Tapi
ada 1 atau 2 soal diantara 161-180 itu saya kerjakan sesuai “perkiraan” saya.
Jangan ditiru yaa. Kalau kalian mampu mengerjakan, kenapa gak mengerjakan
supaya dapat skor maksimal? Nah, kenapa kok pilihnya opsi B? Ini sebenarnya
bebas sih mau pilih A, B, C, atau D. Alasan saya pilih B, karena kakak saya
juga dulunya pas USM 2015 itu melakukan hal yang sama dan alhamdulillah bisa
lolos (ngeblok jawaban no 161-180 di opsi B semua) sehingga saya termotivasi
oleh kakak saya itu hehe. Untuk TBI ini, saya mengerjakan 59 soal dari 60 soal.
Lha kok 59 kak? Yups, 1 soal diantara no 121-160 itu belum sempat saya jawab
karena “ragu-ragu” dengan jawaban di pikiran saya wkw daripada nantinya salah
kan lebih baik saya kosongkan.
Keluar dari ruangan sekitar jam 11an, saya merasa menyesal.
Bahkan sangat menyesal. Hati saya ingin berontak dan marah kepada diri saya
sendiri. Kenapa? Karena setelah keluar dari ruangan itu saya merasa mengerjakan
kurang maksimal. Waktu itu saya berkata dalam hati kepada diri saya, “kenapa
kamu cuma mengerjakan segitu aja? Dasar payah. Coba ingat-ingat, berapa lama
waktu yang kamu sia-siakan hanya untuk senang-senang? Kenapa belajarmu gak kamu
maksimalkan? Ya Allah, ampuni hamba ya Allah karena telah menyia-nyiakan waktu yang Engkau berikan kepada hamba. Hamba
sangat menyesal ya Allah.” Ketika itu juga saya menangis lalu membuka hp saya.
Ternyata ada panggilan tak terjawab dan sms dari kakak saya “wis rampung
durung?” (sudah selesai belum?). lalu
saya menelfon balik. “mas, aku wis rampung iki. Aku ngerjakkene sitik tok.” sambil menangis. (mas, saya sudah selesai ini. Saya mengerjakan soal sedikit doang).
Oke, disitu kakak saya bertanya berapa jumlah soal yang saya kerjakan
masing-masing TPA dan TBI. Kemudian ia berkata, “50 soal dari 70an soal yang
kamu kerjakan kira-kira bener semua gak? Kalau bener ya insyaAllah lolos.
Berdoa saja ya”. Saya sedikit lega karena saya merasa 50 soal TPA itu benar.
Tapi, saya tetap saja pesimis. Jam 12 saya dijemput mbak Wiwit lalu jam 2 siang
saya diantar ke agen bus Coyo seperti pas verifikasi berkas waktu itu. Di dalam
bus, saya tak henti-hentinya menangis. Memikirkan bagaimana jika saya tidak
lolos tes padahal sebenarnya kalau saya belajar maksimal saya pasti bisa
mengerjakan soal-soal tadi dengan mudah. “ya Allah ibu, maafkan putrimu yang
pemalas ini”. Sampai di rumah pas, saya langsung mencari ibu lalu memeluk ibu
saya sebagai penyesalan saya karena telah mengecewakannya. Saya mencium kakinya sambil menangis dan
meminta maaf kepada beliau. Sampai saat ini, detik ini, bahkan ketika saya
mengetik tulisan ini, saya masih benar-benar ingat dan menyimpan bagaimana
perasaan saya saat itu. Setelah itu, ibu menenangkan saya, “sudah nduk, kita
berdoa saja semoga nantinya diberi kelacaran dan kamu bisa lolos ke tahap 2”.
“bu, gimana kalau saya tidak lolos? Saya gak yakin bisa lolos.” Ibu saya pun
tak bisa menyembunyikan perasaannya juga. Beliau ikut menangis. Setelah itu
berkata, “sudah ndakpapa. Yang penting sudah berusaha. Rezeki sudah diatur sama
Allah. Kita tinggal berdoa saja nduk. Sekarang mandi dulu sana dan sholat.”
Sore itu, setelah sholat, saya berdoa agar bisa lulus tahap 1 sekaligus
bernadzar bahwasanya jika saya nanti lulus tahap 1 USM PKN STAN, saya akan
memastikan lolos tahap 2 sebagai bukti atas usaha saya selama ini yang lari
tiap minggu dan tiap hari setelah UNBK.
Tanggal 26 April. Hari ini merupakan pengumuman SNMPTN 2017.
Siang itu saya sedang menyetrika baju. Jam menunjukkan pukul 2 siang. Ayah saya
yang sejak tadi di samping saya dari saya mulai menyetrika meminta saya membuka
web SNMPTN. Tapi saya mengelak, “pasti belum pak. Kan tadi pagi sudah dicek.
Mungkin keluarnya maghrib nanti”. “coba cek lagi sekarang, setrikanya di min
dulu biar gak panas, siapa tau sudah keluar pengumumannya.” Akhirnya saya
menuruti permintaan ayah saya. Dan benar saja, pengumuman kelulusan SNMPTN 2017
telah keluar. Saya pilih yang web undip sesuai feeling saya saat itu untuk
ngecek nomor pendaftaran SNM saya. Saya segera mengisi nomor pendaftaran SNM
dan tanggal lahir. Setelah itu, saya meminta ayah saya klik tulisan “lihat
hasil seleksi”. Beberapa detik kemudian, muncul halaman yang kami inginkan.
Disitu tertulis nama saya, asal sekolah saya, dan nomor pendaftaran SNM saya.
Bawahnya ada tulisan “Selamat, Anda
dinyatakan lolos seleksi SNMPTN 2017 pada : .......” masyaAllah.. saya
menangis lalu memeluk ayah saya. Saat itu ibu saya sedang tidak berada di
rumah. “bapak, aku lolos pak, aku lolos”. “ya Allah, alhamdulillah, kalau
seperti ini bapak sudah lega, kamu sudah dapat kampus dan bisa membuktikan
bahwa pendaftar bidikmisi bisa lolos SNM”. Ini adalah cita-cita saya
sebenarnya. Ini juga merupakan pilihan pertama saya di SNM. Namun, Allah
berkehendak lain. Saya melanjutkankuliah di PKN STAN. Waktu itu, saya sempat
disurvei kakak mahasiswa dari UNNES perihal bidikmisi, lalu saya juga sempat
daftar ulang dan tes kesehatan ke UNNES. (sekali lagi, ini bukan untuk riya
atau menyombongkan diri. Saya ingin memotivasi kalian dek adek untuk terus berusaha dan berdoa. Setlah itu
tinggalah kita tawakkal kepada Allah).
Tanggal
1 Mei, ini tanggal pengumuman SPAN-PTKIN. Saya juga lolos seleksinya. Namun,
karena sudah diterima SNM, saya kurang menampakkan bahagia saya. Tetapi saya
tetap bersyukur dan yakin bahwa Allah sayang kepada semua makhlukNya.
Kenapa
saya pilih UIN Walisongo? Karena agar saya kuliah di luar dan dekat dengan
saudara di Semarang. Kenapa pilih akuntansi syariah? Karena saya berpikir waktu
itu seandainya saya tidak lolos SNMPTN dan USM PKN STAN, setidaknya ketika saya
lulus SPAN-PTKIN ini, saya bisa belajar akuntansi terlebih dahulu untuk bekal
di PKN STAN pada tahun berikutnya.
Selanjutnya, tanggal 2 April merupakan tanggal pengumuman
kelulusan sekolah (hasil UN). Alhamdulillah saya lulus namun waktu itu
pengumuman nilainya belum keluar. Baru keluar ketika tanggal 6 April. Dan
alhamdulillah, nilai saya merupakan nilai tertinggi tingkat sekolah.
Lanjut ya, tanggal 3 April. Ini tanggal pengumuman tahap 1
USM PKN STAN. Alhamdulillah nama saya tercantum di salah satu peserta lolos
tahap 1 Semarang dari 1839 peserta.
.
.
.
.
ceritanya lanjut nanti yaaa, maafkan saya yang tidak menepati janji ini :" karena tugas kuliah dan kemageran saya yang membuat amanah ini tertunda :'
22 Februari 2018
Bintaro, Tangerang Selatan
Mahasiswa PKN STAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar